Senin, 09 September 2013

Keindahan Luar Angkasa

Indahnya Ruang Angkasa di Mata Spitzer

Berikut sejumlah tangkapan luar biasa yang didapat oleh Spitzer, teleskop yang kini sudah lebih dari 177 juta kilometer jaraknya dari Bumi

nebula,gas,benda langitNebula Belalai Gajah berjarak 2.450 tahun cahaya, merupakan awan gas dingin dan debu yang sangat pekat hingga nampak berwarna hitam dalam imaji dengan cahaya. Namun Teleskop But Spitzer mampu menunjukkan bintang muda yang cerah di dalam awan tersebut. (NASA/JPL/Caltech/William Reach,Sirtif Science Center)
Sejak diluncurkan pada 25 Agustus 2003 lalu, teleskop ruang angkasa Spitzer telah mengungkapkan teramat banyak pengetahuan bagi umat manusia. Mulai dari mengumpulkan petunjuk tentang cara dan tempat terbentuknya planet, sampai menyaksikan lahirnya dua buah planet dengan menangkap binar inframerahnya.
Spitzer, yang sejatinya hanya memiliki misi dengan durasi 2,5 sampai lima tahun, kini sudah hampir sepuluh tahun menjelajah ruang angkasa. Ia juga telah membantu para astronom untuk memahami bagaimana cahaya dan radiasi bintang yang ada dapat memicu runtuhnya awan gas dan kemudian melahirkan bintang baru.
Berikut ini sejumlah tangkapan-tangkapan luar biasa yang didapat oleh Spitzer, teleskop yang kini sudah lebih dari 177 juta kilometer jaraknya dari planet Bumi.

Persemaian Bintang-bintang

bintang,benda langit,ruang angkasaHasil jepretan Teleskop Antariksa Spitzer. (Dok. NASA/JPL/Caltech/Lori Allen dan Joseph Hora, Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics)

Bintang-bintang baru berbinar di tengah awan debu dan gas sepanjang 50 tahun cahaya dan sejauh 7.000 tahun cahaya. Radiasi ultraviolet dari bintang raksasa yang dekat membentuk awan menyerupai pilar dan ngarai; kemudian gaya tarik menekan bongkahan yang terpadat hingga bintang-bintang berpendar hidup, menyerupai yang berada di puncak pilar.
Teleskop Antariksa Spitzer merekam gambar ini dalam panjang gelombang inframerah yang tak kasat mata bagi manusia.

Lenyap Bersama Ledakan
supernova,benda langit,ruang angkasa,hubble,spitzer,chandraCassiopeia A adalah salah satu sisa supernova terbaik yang pernah dipelajari. Imaji ini menggabungkan data dari teleskop Spitzer (merah), Hubble (kuning), dan Chandra (hijau dan biru). (Dok. NASA/JPL-Caltech/STScI/CXC/SAO)
Sebuah bintang meledak 325 tahun silam, meninggalkan awan serpihan selebar 15 tahun cahaya yang disebut Cassiopeia A. Gambar ini menggabungkan data dari tiga teleskop antariksa. Teleskop sinar X Chandra memetakan gas panas (biru dan hijau) yang sarat besi dan silikon. Teleskop antariksa Hubble menangkap semburat gas yang lebih dingin (kuning). Data Teleskop Spitzer (merah) mengungkap gumpalan debu di ruang antarbintang.



Tatapan Dingin
Sinar inframerah yang dikonsentrasikan oleh cermin Teleskop Spitzer, jatuh di atas detektor yang didinginkan hampir ke nol mutlak untuk dapat menangkap tanda adanya panas sekecil apapun  dari benda di kejauhan. Teknologi pendinginan pasif yang cerdik ini – termasuk panel tenaga surya yang berfungsi ganda sebagai pelindung dari radiasi matahari – membantu melindungi cairan helium pendingin.

Tiga alat menangkap dan menganalisa frekuensi inframerah yang berbeda-beda: Kamera Susunan Inframerah (IRAC), Spektograf Inframerah (IRS), dan Fotometer Pencitraan Multikanal (MIPS).

Semakin Jauh
Kebanyakan teleskop antariksa berputar mengelilingi Bumi. Namun Spitzer mengorbit Matahari, dan mengekor pada Bumi dengan jarak 42 juta kilometer – jarak yang bertambah 18 juta kilometer per tahun. Jarak ini menjauhkan teleskop dari panas Bumi yang mengganggu sehingga memungkinkan pandangan bebas Spitzer ke sebagian besar wilayah langit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar