Selasa, 10 September 2013

Kelebihan dan kelemahan teori Hinduisasi


Untuk penyiaran Agama Hindu ke Indonesia, terdapat beberapa pendapat/hipotesa yaitu antara lain:

1. Hipotesis Ksatria, diutarakan oleh Prof.Dr.Ir.J.L.Moens berpendapat bahwa yang membawa agama Hindu ke Indonesia adalah kaum ksatria atau golongan prajurit, karena adanya kekacauan politik/peperangan di India abad 4 - 5 M, maka prajurit yang kalah perang terdesak dan menyingkir ke Indonesia, bahkan diduga mendirikan kerajaan di Indonesia.
Kelebihan

  • Semangat berpetualang dan menaklukan daerah lain, pada saat itu umumnya dimiliki oleh para Ksatria (keluarga kerajaan)
Kelemahan
  • Tidak mengusai bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa
  • Apabila daerah Indonesia pernah menjadi daerah taklukkan kerajaan-
    kerajaan India, tentunya ada bukti prasasti (jaya prasasti/jayastamba/tugu kemenangan) yang
    menggambarkan penaklukkan tersebut. Akan tetapi, baik di India maupun
    Indonesia tidak ditemukan prasasti semacam itu. Adapun prasasti Tanjore
    yang menceritakan tentang penaklukkan kerajaan Sriwijaya oleh salah
    satu kerajaan Cola di India, tidak dapat dipakai sebagai bukti yang
    memperkuat hipotesis ini. Hal ini disebabkan penaklukkan tersebut terjadi
    pada abad ke-11 sedangkan bukti-bukti yang diperlukan harus menunjukkan
    pada kurun waktu yang lebih awal.

2. Hipotesis Waisya, diutarakan oleh Dr.N.J.Krom, berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum pedagang yang datang untuk berdagang ke Indonesia, bahkan diduga ada yang menetap karena menikah dengan orang Indonesia.
Kelebihan
  • Pedagang tentu membutuhkan area perdagangan yang luas agar lebih untung.
  • Agama Hindu bisa didapat hanya karena keturunan, maka para pedaganglah yang berketurunan dengan orang Indonesia agar agama Hindu tersebar.
Kelemahan
  • Tidak mengusai bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa
  • Peta persebaran kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia yang lebih banyak berada di pedalaman. Namun apabila pengaruh tersebut dibawa oleh para pedagang India, tentunya pusat kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha akan lebih banyak berada di daerah pesisir pantai.


3. Hipotesis Brahmana, diutarakan oleh J.C.Vanleur berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum Brahmana karena hanyalah kaum Brahmana yang berhak mempelajari dan mengerti isi kitab suci Weda. Kedatangan Kaum Brahmana tersebut diduga karena undangan Penguasa/Kepala Suku di Indonesia atau sengaja datang untuk menyebarkan agama Hindu ke Indonesia.
Kelebihan
  • Mengusai bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa
  • Hanya para Brahmana yang bisa melakukan upacara khusus yang menjadikan seseorang menjadi pemeluk hindu (Vratyastoma)
Kelemahan
  • Dalam tradisi agama Hindu terdapat pantangan bagi kaum Brahmana untuk menyeberangi lautan
4. Hipotesis Sudra, Teori ini menyatakan bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kasta sudra. Mereka datang ke Indonesia dengan tujuan mengubah kehidupan karena di India mereka hanya hidup sebagai pekerja kasar dan budak. 
Kelebihan
  •  Semua orang yang ada pada kasta Sudra pasti ingin memperbaiki hidup, salah satu caranya adalah pergi ke tempat lain seperti Indonesia
Kelemahan
  • Tidak mengusai bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa
  • Kasta Sudra umumnya tidak memiliki ilmu pengetahuan/pendidikan
  • Biasanya jika ada budak maka ada tuannya,maka jika pastilah ada kasta yang lebih tinggi dari sudra yang membawa kasta Sudra ke Indonesia.

5. Hipotesis Campuran, Teori ini beranggapan bahwa baik kaum brahmana, ksatria, para pedagang, maupun golongan sudra bersama-sama menyebarkan agama Hindu ke Indonesia sesuai dengan peran masing-masing.
Kelebihan
  •  Kasta sudra merupakan budak maka pasti para ksatria dan pedagang membutuhkan mereka untuk melakukan peran masing-masing.
  • Semua kasta sebenarnya saling membutuhkan.
Kelemahan
Dalam tradisi agama Hindu terdapat pantangan bagi kaum Brahmana untuk menyeberangi lautan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar